Kepekaan Cahaya ( ISO/ASA)
Kali ini mari kita belajar sama-sama tentang apa itu kepekaan cahaya atau yang sering kita dengar dengan ISO (International Standar Organization) atau yang dulu dikenal dengan ASA (American Standard Asociation).
Kepekaan terhadap cahaya adalah kekuatan sensor untuk menyerap cahaya, jadi semakin peka maka semakin kuat sensor menyerap cahaya.
Media yang digunakan dalam fotografi konvensional adalah suatu lapisan yang tipis (film) yang peka terhadap cahaya berupa butiran-butiran yang halus. Seperti yang kita ketahui diatas kepekaan cahaya ini dikategorikan denagn satuan ISO atau ASA. Dalam fotografi digital, media penerima cahaya ini berupa sensor. Bedanya kepekaan (ISO) pada sensor dapa diatur sewaktu-waktu tanpa perlu mengganti sensornya.
Saat kita akan memotret ada banyak hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah cahaya yang dibutuhkan saat kita akan mengambil suatu gambar. Nah saat itulah ISO diperlukan untuk mengatur seberapa besar kebutuhan cahaya yang kita perlukan, baik itu dalam kondisi cerah, terik matahari, sore hari, mendung ataupun berada dalam ruangan. ISO diperlukan agar gambar atau foto yang kita ambil hasilnya tidak terlalu terang(over exposure) ataupun sebaliknya yaitu gelap ( under exposure). Akan tetapi kita tidak bisa menggunakan ISO dengan seenaknya, sebaiknya kita harus memahami lebih dalam saat kita akan menggunakan ISO tersebut beserta efek-efeknya.
Angka untuk ISO atau ASA yang lazim digunakan adalah 25,50,100,200,400 dan seterusnya yang merupakan kelipatan dari angka sebelumnya.
Semakin tinggi ISO yang digunakan maka akan semakin peka terhadap cahaya dan memiliki butiran yang semakin kasar. Terkadang penggunaan ISO yang tinggi memungkinkan kita untuk tidak menggunakan flash. Akan tetapi semakin tinggi ISO yang digunakan kualitas gambar yang dihasilkan akan semakin kurang. Hal ini disebabkan oleh tingginya distorsi dalam bentuk noise pada hasil foto.
Saat kita hendak memotret di ruang terbukan dengan cuaca cerah kisaran jam 07.0 hingga 16.30 maka kita dapat menggunakan ISO terendah. Sedangkan ISO 100 hingga 200 dapat digunakan dalam ruangan yang diterangi oleh sinar matahari yang cukup kuat. Usahakan untuk selalu menggunakan ISO terendah yang masih memungkinkan kita untuk memotret. ISO tinggi hanya dapat digunakan dalam keadaan terpaksa saja dan hanya berguna untuk foto cetakan kecil saja.
Pemakaian ISO dengan angka yang tinggi memungkinkan pemotretan dengan hanya sedikit cahaya seperti dalam ruangan, sore hari atau mendung tetapi mempunyai efek hasil gambar yang kasar terutama dalam pencetakan gambar yang cukup besar. Sedangkan ISO yang kecil membutuhkan banyak cahaya tapi menghasilkan gambar yang halus dalam pembesarannya.
Jadi kesimpulannya jika cahaya disekeliling mencukupi pakailah ISO rendah, karena cahayanya sudah cukup sehingga tidak diperlukan kekuatan untuk menyerap cahaya dari sensor gambar, tetapi jika cahaya disekeliling gelap atau redup maka pakailah ISO tinggi karena sensor gambar memerlukan kekuatan untuk menyerap cahaya.
Nah selamat mencoba ya.. semakin kita cermat dan teliti dalam menggunakan ISO maka gambar yang dihasilkan akan semakin baik.
Sumber :
http://belajarfotografidigital.blogspot.com/2010/02/tips-untuk-mengubah-iso-setting.html